Aku benci kemunafikan....bahkan aku benci jasad yg didalamnya bersemayam benih kemunafikan, aku benci mulut yg mengeluarkan bau kemunafikan, aku benci sorot mata yg memancarkan kemunafikan, aku benci cinta yang berselimut kemunafikan...!!!
Rangkaian kata-kata benci itu membuka pikiranku pagi ini. dua kata yang pertama kali dan sering terlintas dikepalaku, benci dan munafik. aku mengingat-ngingat perbuatan apa yang telah aku lakukan sebelum pagi ini, hingga muncul dua kata itu.
hahhh...terlalu sulit untuk melacak kesalahan diri ini, tidak semudah kita mencari tahu kesalahan orang lain. ringan rasanya telunjuk ini diarahkan untuk menunjuk hidung orang lain seraya berkata, "kamu seharusnya begini..." " kamu salahh.." " ini semua karena kamu..!" " kamu itu ya..." dan banyak lagi rangkain kata- kata "judge" yang kita arahkan kepada orang lain. sangat mudah menilai orang lain, melemparkan berbagai tuduhan.
jadi inget penjelasan seorang temen, mengenai filosofi "menunjuk". entah dari mana sumbernya, temanku itu menjelaskan, "sebelum kita menunjuk orang lain,, perhatikan jari kita yang menunjuk",
tentu jari telunjuk yang kita arahkan untuk menunjuk.
temanku lanjut menjelaskan,
"lihatlah berapa jumlah jari yang tidak ikut menunjuk.."
sudah jelas, ada 4 jari, jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan ibu jari. Dan kesemuanya itu bertolak belakang dengan jari telunjuk, satu-satunya jari yang menunjuk. Ke empat jari yang lain tidak searah dengan jari telunjuk , tapi berlawanan arah atau menunjuk ke arah si pemilik telunjuk.
"hei..hei..kenapa kalian diam saja, kalian tidak berdiri, bukankah orang di depan sana memang pantas untuk ditunjuk,,hayoo kita hakimi dia rame-rame" sang telunjuk berusaha meyakinkan ke empat jari lainnya.
" sorry bro, untuk yang satu ini kami tidak ikut" ke empat jari kompak menjawab,
" ahhh..payah kalian, tidak kompak !!" sang telunjuk kesal.
" ...." ke empat jari diam, stay dengan sikapnya.
empat jari, yaitu jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan ibu jari bersepakat untuk bersebrangan dengan jari telunjuk. walau selama ini mereka selalu kompak bersama, tapi untuk yang satu ini mereka tidak sepaham. ke empat jari itu terlalu rasional, tidak seperti jari telunjuk yang terlalu gegabah dan emosional menjudge mahluk yang ada di depannya,,
"kami tidak punya keberanian untuk menilai orang lain salah, sebelum kami melihat diri kami sendiri"
hmm,,kalau saya boleh berimajinasi, mungkin itu closing statement yang diucapkan ke empat jari kepada "the one" sang jari telunjuk yang satu.
yap, kita memang harus sering melihat diri kita, sebelum kita sibuk melihat orang lain. jangan- jangan kita lebih sibuk melihat kesalahan orang lain dibanding melihat kesalahan diri kita sendiri. hingga kita tidak tahu dimana letak kesalahan diri kita.
intinya, berhentilah menjadi munafik, belajarlah untuk melihat diri sendiri.
maka aku tahu, kenapa dua kata itu melintasi pikiranku pagi ini.
"benci dan munafik"
mungkin karena aku sudah lama tidak melihat diriku. terlalu sibuk dengan hal- hal diluar diriku. makanya jiwaku berontak dan memaki diriku,,
" aku benci kau hai munafik..!! "
Aqil El banna,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar