Selasa, 26 Januari 2010

Ungkapan Cinta Allah


Aku tahu bahwa tidak mudah untuk menggapai cinta Allah, tidak mungkin hati yang penuh dengan pekat- pekat noda ini mencintai sesuatu dzat yang maha suci. cahaya kemaksiatan tidak mungkin dapat bercampur dengan cahaya-Nya yang suci. kemunafikan, kemaksiatan, dan kelalaian inilah yang telah menghalangi masuknya cahaya Allah. maka sangat tidak mungkin hati seperti ini bisa merasakan kehadiran cahaya-Nya yang suci. Hanya hati-hati yang selalu terjaga dan selalu berharap akan cinta-Nya lah yang akan merasakan betapa dahsyatnya cinta Allah,,,aku sendiri pun belum tahu seberapa dahsyatnya cinta Allah, karena....jujur, aku pun belum bisa menggapai cinta-Nya.
hahh...terlalu banyak berhala-berhala kecil bersemayam di hatiku, sekat- sekat hitam itu masih nampak di dinding hatiku, sehingga cahaya cinta-Nya belum bisa menembus ke dalam hatiku. benar, sungguh sulit menghadirkan cinta-Nya, menjadikan Dia hanya satu-satunya di hati ini. itulah yang membuat aku penasaran untuk merasakan kedahsyatan cinta-Nya, seperti apakah perasaan itu. Perasaan dimana Allahlah yang ada di hati kita, hanya Allahlah yang selalu kita ingat,,,,hanya Allah !!! seperti apa ???..

Setidaknya, apa yang kutemukan di dalam shahih bukhari yang merupakan hadist qudsi, bisa menggambarkan betapa dahsyatnya cinta Allah. Mungkin ini ungkapan Cinta Allah kepada hamba-Nya yang telah benar- benar mencintai-Nya,,


Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku

dengan sesuatu yang Aku wajibkan,
dan senantiasa ia beribadah dengan yang sunnah,
keuali Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya,
maka Aku pendengarnya yang ia mendengar dengannya,
Aku penglihatannya yang ia melihat dengannya,
Aku tangannya yang ia memukul dengannya,
Aku kakinya yang ia berjalan dengannya.
Jika ia meminta kepadaku,
maka niscaya Aku akan memberinya,
jika ia meminta perlindungan kepada-Ku,
maka Aku akan memberi perlindungan kepadanya.
Tidakkah Aku ragu-ragu dalam melakukan sesuatu,
jika Aku yang melakukannya, kecuali keraguan-Ku ketika mencabut nyawa hamba-Ku yang beriman yang benci kematian, dan Aku benci apa yang ia benci


Sekarang aku tahu,
ternyata cinta-Mu tak sebanding dengan cinta manapun....

aku pun sangat ingin menggapai cinta-Mu..


sangat ingin.................................T_T


Aqil El Banna. ( ba'da isya )

Gaza Bakal "Gelap" Lagi, Adakah yang Peduli?



Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza akan berhenti beroperasi pekan ini karena ketiadaan bahan bakar. Direktur Pembangkit Listrik di Gaza, Rafeeq Maliha menyerukan otoritas Palestina untuk segera menyediakan suplai bahan bakar kondisi warga Gaza yang sudah terpuruk tidak makin memburuk karena tidak adanya sumber listrik.

Menurut Maliha, keputusan Uni Eropa menghentikan pembelian bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza menyebabkan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza itu terancam berhenti beroperasi. Wakil Presiden Otoritas Energi Palestina, Imad Canaan mengakui, sejak Uni Eropa menghentikan bantuannya, pihaknya tidak mampu menyediakan sumber energi yang mampu melayani seluruh warga Gaza yang jumlahnya sekitar 1,5 juta jiwa.

"Blokade Israel dan penghentian bantuan oleh Uni Eropa menyebabkan tenaga listrik yang dihasilkan berkurang 50 persen," kata Canaan.

Sementara itu, Wakil Deputi Otoritas Energi Palestina, Kenan Obeid menyerukan negara-negara Arab untuk memberikan bantuan pada warga Gaza yang makin kesulitan mendapatkan sumber energi listrik. Padahal di Gaza terdapat fasilitas-fasilitas umum, terutama rumah-rumah sakit yang membutuhkan pasokan listrik yang cukup untuk menolong para pasien.

Pembangkit listrik di Gaza sering menjadi target serangan tentara Israel, terutama dalam agresi brutal Israel tahun 2008. Akibat rusaknya pembangkit tenaga listrik dan terbatasnya pasokan listrik, sebagian warga Gaza hidup tanpa listrik. Kondisi mereka makin parah oleh blokade Israel yang melarang masuk semua bahan kebutuhan dasar, termasuk bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik di Gaza. (ln/imemc/pic)

Jauhi Maksiat, Karena Menghancurkan Kehidupan

oleh : Ust. Mashadi

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan maksiat sangat berbahaya bagi hati dan pisik di dunia dan akhirat. Maka siapa saja yang masih hidup dengan bergelimang maksiat, hanya akan merusak kehidupannya, dan mencelakakannya di dunia dan akhirat.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan maksiat sangat berbahaya bagi hati dan pisik di dunia dan akhirat. Maka siapa saja yang masih hidup dengan bergelimang maksiat, hanya akan merusak kehidupannya, dan mencelakakannya di dunia dan akhirat. Perbuatan maksiat akan mempunyai pengaruh buruk, seperti :

Pertama, diharamkan memperoleh ilmu, hal ini seperti diungkapkan Imam Malik, yang pernah terkagum-kagum dengan kecerdasan Imam Syafi’i yang masih muda, memiliki ketajaman otak dan kesempurnaan pemahaman terhadap Islam. Saat itu Imam Malik mengatakan, “Aku melihat Allah telah meletakkan cahaya dalam hatimu, karena itu jangan kamu padamkan dengan kegelapan maksiat”, ungkapnya.

Imam Syafi’i, yang alim dan zuhud dalam hidupnya itu, menguntai bait-bait kata, yang menggambarkan pengalaman pribadinya,

“Saya mengadu kepada guru ‘Waqi’ tentang mutu hafalanku yang buruk, Maka ia mengarahkan agar aku meninggalkan maksiat, Ia berkata, “Ketahuilah, ilmu adalah kemuliaan, dan kemuliaan Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat”, ucapnya.

Kedua, diharamkannya mendapatkan rezeki. Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam, bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan dari rezeki karena maksiat yang ia kerjakan”. Orang-orang yang maksiat dijauhkan dari rezeki. Karena, ada ahli maksiat mendapatkan rezeki, yang mungkin bisa jadi banyak, tapi ketahuilah rezeki itu, tidak akan pernah mendatangkan keberkahan dalam hidup si ahli maksiat. Justru rezeki yang didapati itu, semakin membuat si ahli maksiat terperosok ke perbuatan durjana dan kekafiran. Sebaliknya, perbuatan ketakwaan kepada Allah mendatangkan rezeki, dan berapapun rezeki yang didapatkan itu akan mendatangkan keberkahan bagi orang yang takwa, dan dapat mengantarkan kemuliaan disisi-Nya.

Ketiga, seorang yang melakukan maksiat akan menemukan perasaan terasing, antara si pelaku maksiat dengan Allah Azza Wa Jalla. Tidak mungkin orang-orang yang telah pekat dengan maksiat dapat taat dan tunduk kepada Allah Robbul Alamin. Ia akan menjadi hamba setan, dan ia akan menjadi terasing. Keterasingan itu tidak akan bisa diganti dengan segala bentuk kenikmatan apapun di dunia ini. Semua jenis kelezatan di dunia disatukan, maka tetap tak akan dapat memberi kepuasan dalam dirinya. Ia akan sangat sengsara dalam hidup. Seorang ahli makrifat mengatakan, “Jika kamu menemukan keterasingan dalam dirinya karena perbuatan dosa, maka segeralah tinggalkan dan jauhi dosa dan maksiat. Tak ada hati merasa tenteram dengan perbuatan dosa.

Keempat, keterasingan bukan hanya antara manusia dengan Allah, tetapi akibat perbuatan dosa dan maksiat itu, yang lebih berat juga akan mengasingkan pelakukanya dengan manusia lainnya terutama mereka yang melakukan kebajikan. Semakin terasa asing perasaan itu, maka semakin jauh hubungan antara mereka. Tidak mungkin orang yang ahli maksiat akan berkkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang selalu berbuat baik. Seperti minyak dengan air. Orang-orang yang melakukan maksiat dan dosa mendapatkan kutukan dan hukuman, sementara itu orang-orang yang melakukan perbuatan kebajikan akan selalu mendapatkan berkah dan pahala. Orang-orang ahli maksiat akan masuk ke dalam golongan ‘hizbusyaithon’, sedangkan orang-orang yang selalu ta’at dan beramal sholeh sebagai ‘hizbullah’, yang akan mendapatkan jaminan surga.

Kelima, orang yang suka melakukan maksiat dan dosa, hidupnya akan mengalami jalan buntu pada setiap urusannya. Sebagaimana orang-orang yang bertaqwa akan dimudahkan oleh Allah dalam segala urusannya. Bagaimana akan dapat menemukan pintu—pintu kebaikan, sementara dirinya menutup dengan perbuatan maksiat dan dosa,sehingga semua kemaslahatan menutup pintu terhadap dirinya.

Keenam, perbuatan maksiat dan dosa akan menimbulkan kegelapan hati. Kegelapan itu benar-benar nyata dalam hatinya, seperti melihat dan merasakan gelapnya malam. Hal ini karena sesungguhnya, ketaatan itu cahaya, sedangkan kemasiatan dan dosa itu kegelapan. Semakin banyak maksiat yang dilakukan, maka akan semakin gelap hati orang itu. Akibatnya, orang-orang yang mengerjakan maksiat dan dosa itu, pasti akan jatuh ke dalam kekafiran, karena hatinya sudah terhijab (tertutup) oleh kemaksiaan, dan kebenaran (al-haq) tidak mungkin lagi dapat menyentuh hatinya.

Ketujuh, perbuatan maksiat dan dosa itu, juga akan melemahkan kekuatan hati. Orang yang banyak maksiat akan kehilangan iradah (kehendak) dan azzam (tekad) yang kuat, karena hatinya yang gelap akibat dosa itu, tak mungkin memiliki motivasi yang kuat. Orang yang banyak maksiat berefek kelemahan fisik, karena hatinya yang lemah. Tapi, ada juga orang yang fasik (ahli maksiat), kelihatan fisiknya yang kuat, tetapi hakekatnya sangat lemah. Tidak akan memiliki saja’ah (keberanian), menanggung beban hidup. Seperti sudah dikisahkan dalam perang Salib, bagaimana orang-orang Romawi yang kelihatan pisiknya sangat kuat, tetapi dengan mudah dikalahkan orang-orang mukmin. Kedelapan, orang yang melakukan maksiat itu, pasti akan kehilangan wala’ (loyalitas) dan keta’atan kepada Allah Azza Wa Jalla. Perbuatan dosa dan maksiat itu, membuat mereka tak dapat berhubungan dengan Allah yang Mahasuci, dan menyebabkan terjauhkan dari hubungan dengan Allah Rabbul Alamin. Karena itu, orang-orang yang sudah terbelenggu dengan segala bentuk dosa dan maksiat, hidupnya pastti selalu ingkar kepada Allah Azza Wa Jalla.

Kesembilan, orang-orang yang hobinya berbuat maksiat, menyebabkan pendek umur.Risiko ini tak dapat lagi dihindari. Orang-orang yang gemar minum, berzina, dan melakukan segala bentuk perbuatan maksiat, akibatnya hanya akan memperpendek umurnya. Kalau diberi umur yang panjang, tetapi hidup akan selalu tidak berkah, dan akan dihadapkan dengan segala bentuk malapetaka, karena semuanya itu dari akibat perbuatan yang menumpuk-numpuk dosa dan maksiat.

Sesungguhnya, rezeki, kematian, kebahagian, kesengsaraan, kesehatan, sakit, kekayaan, dan kefakiran, semua itu sudah menjadi takdir. Tapi Allah menjadikannya sebab kematian yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Jadi takdir itu memang sebuah kemestian, tetapi Allah Rabbul Aziz memberikan hak kepada manusia untuk melakukan ikhtiar. “Berhala-hala itu benda mati, tidak bisa hidup”. (An-Nahl : 21).

Manusia dikatakan hidup, bila hatinya masih hidup. Hati yang penuh dengan dosa dan maksiat akan mati, tidak dapat istijabah (menerima) kebaikan dan petunjuk dari Allah Ta’ala. Umur itu hanya rentang kehidupan manusia, yang bisa panjang dan pendek, semuanya Allah Azza Wa Jalla, yang menentukannya.

Tetapi, betapa celakanya, bila manusia memiliki rentang umur yang panjang, dan umurnya itu hanya digunakan untuk berbuat maksiat dan dosa, dan berpaling dari Allah, maka sesugguhnya manusia telah kehilangan hari-hari dari kehidupannya secara hakiki. “Ia mengatakan, Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) dalam hidupku ini”. (Al-Fajr : 24).

Begitulah nasehat Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam kitabnya Al-Jawabu Kafi, agar manusia menjauhi dosa dan maksiat, karena perbuatan itu akan mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Wallahu’alam.


sumber : Eramuslim



Jumat, 22 Januari 2010

Welcome Mr. Matahari. . .


Matahari hari ini narsis banget yah..

Ngeliat kelangit….cerah banget…

Sinar sang surya sejuk di pandang mata. Ngga biasanya lohh matahari kaya gini, di ibu kota yang terkenal dengan keganasan sang surya. Bisanya sang surya sangat arogan menyinari mahluk yang ada di bawahnya. Apalagi ciang-ciang begini.
Bisa keringatan, lepek, bau..di tambah lagi berdesak-desakan di Metro TV,,eh salah.. Metro Mini…hehe, Pengalaman..tapi sorry ya, ga pake bau..

Belum lagi kalo ciang-ciang gini di Terminal…wahh,,,matahari serasa berada di atas kepala kita…dan sepiteng berada di depan hidung kita. lohh, maklum, terminal di Jakarta baunya khas, ya beraroma spiteng gitu dehh. Mungkin kalo saya bisa menyebut aroma itu sbg “kencing kenek”. Hampir bisa kita hirup aroma kencing kenek itu di setiap sudut-sudut terminal, di setiap sudut-sudut bis, persisnya di bawah ban- ban mobil. Saya pernah hampir muntah waktu menghirup aroma itu, persis di depan saya seorang kenek dengan gagahnya pipis di belakang metro mini…sangat gagah sang kenek, sampe saya pengen banget ngeludahin mukanya, hehe..lagian kaya ngga ada toilet aja di terminal, hobi banget kencing di situ.

Beberapa hari ke belakang, matahari tidak tampak sempurna. Penampakannya terhalangi oleh awan mendung yang dari kemarin selalu tampil di langit, sinarnya pun redup dengan turunnya hujan. Maka pada hari itu kita tidak bisa melihat sinarnya yang biasanya selalu cerah menyinari bumi.
Waktu itu aku sempat bertanya-tanya, “ kemana perginya matahari ?” sudah bosan kah dia menyinari bumi ini, atau dia prihatin melihat keadaan bumi yang tidak kuat lagi menerima pancaran sinarnya akibat dari Global warming, bumi saat ini tak sehebat dulu. Dia kini selalu sakit-sakitan, cuaca tak jelas arahnya, dan musibah pun selalu datang silih berganti. Hmm…yang jelas ini bukan salah matahari, dia sudah benar menjalankan tugasnya, menyinari kita sesuai dengan kadarnya…tp ini salah kita yang hidup di bumi, tidak bisa menjaga kesehatannya. Sehingga bumi mudah sekali sakit-sakitan.

Lohh, terus kemana ya matahari?? Ngga mungkin kan dia minggat ^^, bisa kacau kehidupan tata surya. Musnah kehidupan manusia di muka bumi ini kalo bener matahari minggat ngga mau lagi nongol di langit. Yang jelas dia ngga kemana2 ko, itu hanya pikiran lebay dari seorang anak manusia yang ngga ngerti soal ilmu Geografi dan astronomi…hehehee..

Gara-gara hujan terus eksis di atas langit Jakarta….datanglah banjirrrr….

Itulah kenapa aku rindu matahari. Kalau terus-terusan hujan kaya gini bisa kelelep nih Jakarta,, salah satu kota paling sensitive di Indonesia, ngga bisa ngeliat air. Hujan dikit..pengennya banjirrr . “banjir ko dipiara..” udah hobi kali ya..hehe^^

Tapi hari ini rasa rindu terbalaskan,

Sang surya kembali eksis di langit Jakarta, kali ini sinarnya tidak malu- malu. Cahayanya begitu sempurna, cukup membuat kulit tubuhku berkeringat. Kehadirannya menghapus jejak sang hujan. Banjir mulai surut menguap dengan pancaran sinarnya yang gagah. Jakarta kembali normal….^^

Hmm…sepertinya hari ini tiba saatnya matahari untuk tampil, setelah beberapa hari yang lalu kehadirannya terganggu oleh sekumpulan awan hitam. Mungkin saat ini dia sedang berteriak di langit dengan sedikit narsis, “ minggir loe semuaaaa…kini giliran gueee…” !!

Welcome mr.matahari .. you have come back..^^


Aqil El Banna, di hari yang cerah..^^