Senin, 26 Oktober 2009
Cinta2an...
hmm..
apakah hati ini harus mencintai ?
yah ! cinta itu fitrah..
"kalau begitu berarti wajar donk kalau hati ini harus mencintai seseorang"
begitulah pertanyaan yang selalu menghantui pikiranku disaat hati ini dilanda cinta..
wetzzz !! melankoli banget cuy...hahay,, tapi begitulah kenyataannya, hati ini memang mudah sekali melankoli. aku juga ga tahu sejak kapan hati ini berubah jadi sok romantis gini, sok melow, sensi bgt apalagi denger kata2 cinta...brrrr...bergetar nih hati.
mungkin ini yang dinamai fall in love.. Perasaan yang serba salah tapi ngangenin untuk dirasakan, takut untuk mengungkapkan tapi tak kuasa untuk merindukan..jiaahhhh putis banget dahhh..hihi.. : )
emang begitu kali yah ciri2 orang yg jatuh cinta tiba2 berubah jadi pujangga yang punya seribu kata cinta, sosok yang tadinya biasa-biasa saja setelah terinfeksi virus cinta sosoknya berubah menjadi seorang kahlil gibran (sang petuah cinta ).
tapi aku ga mau menjadi sosok seperti kahlil gibran. hanya menjadi seorang budak cinta..takluk dengan kuasa cinta, tak berdaya membendung arus cinta yang dahsyat...
aku ngga pengen cinta itu menjadi sosok berhala di hatiku , karena aku bukan hamba cinta
aku adalah hamba Allah, aku hanya ingin cinta yang menuntunku kepada-Nya, bukan malah menjauhkan aku dari-Nya..
akhirnya, biarkan aku jatuh cinta, eh salah..biarkan aku mencari cinta, cukup sudah cinta membuatku terjatuh......cukup !! hiks.....his... ( jahat banget sih cinta, sampe bikin ikhwan ini nagis : ) )
pagi hari yang sibuk dengan perasaanQ,
Minggu, 25 Oktober 2009
Indahnya malam pertama ( Pernikahan Terakhir....)
Bacalah atas nama Tuhanmu.....
bismillahirrohmannirrohiim.....
alangkah indahnya apabila di bulan yang penuh berkah ini Allah mencabut nyawa kita, di saat kita sedang menundukkan syahwat kita, saat kita sedang mengekspresikan cinta kita kepadaNya,,nikmat rasanya apbila nyawa kita dicabut saat itu juga.........menuju ke pernikahan terakhir kita..
wahai saudaraku....yg aku cintai karena ALLAH..
di bawah ini ada sebuah tulisan tentang perenungan,,aku persembahkan buat mereka yang merindukan kematian,,buat para ikhwan yang tidak sabar ingin menemui bidadarinya di surga sana,,,dan untuk menuju ke arah sana, ALLAH telah menyiapkan pernikahan buat kita,,pernikahan terakhir kita...
insya Allah seperti inilah kronologi pernikahan terakhir yang ALLAH siapkan buat kita....
Satu hal sebagai bahan renungan Kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka….
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok kita….
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu…jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita…
Bagian kepala…badan…dan kaki diikatkan
Tataplah….tataplah….itulah wajah kita
Keranda pelaminan…langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan…yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar…pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya….. Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan… .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi …..sudah pantaskah sikap kita selama ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga
HuhHuhHuh
Sahabat…mohon maaf…jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia… Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah…aku pasti kan mendo’akanmu. ..
Karena…aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo’a…semoga kau jadi ahli syurga. Amien
Sahabat…, jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan
dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya……
Tapi jika ini adalah salahku…maafkan aku….
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ….
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. …..
Kalau tulisan ini ada manfaatnya.. ..
Silakan di print out dan kau simpan sebagai renungan…
Siapa tahu…suatu saat kau ingat padaku
Dan…aku tlah di alam lain….
Satu pintaku padamu…
Tolong do’akan aku….
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
(QS 103:1-3)
jazakallah kepada seorang teman yang telah mengirimkan tulisan ini,,,,,
insya Allah aku pun merindukan pernikahan terakhir itu....
Aqil El Banna
bismillahirrohmannirrohiim
alangkah indahnya apabila di bulan yang penuh berkah ini Allah mencabut nyawa kita, di saat kita sedang menundukkan syahwat kita, saat kita sedang mengekspresikan cinta kita kepadaNya,,nikmat rasanya apbila nyawa kita dicabut saat itu juga.........menuju ke pernikahan terakhir kita..
wahai saudaraku....yg aku cintai karena ALLAH..
di bawah ini ada sebuah tulisan tentang perenungan,,aku persembahkan buat mereka yang merindukan kematian,,buat para ikhwan yang tidak sabar ingin menemui bidadarinya di surga sana,,,dan untuk menuju ke arah sana, ALLAH telah menyiapkan pernikahan buat kita,,pernikahan terakhir kita...
insya Allah seperti inilah kronologi pernikahan terakhir yang ALLAH siapkan buat kita....
Satu hal sebagai bahan renungan Kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka….
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok kita….
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu…jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita…
Bagian kepala…badan…dan kaki diikatkan
Tataplah….tataplah….itulah
Keranda pelaminan…langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan…yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar…pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya….. Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan… .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi …..sudah pantaskah sikap kita selama ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga
HuhHuhHuh
Sahabat…mohon maaf…jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia… Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah…aku pasti kan mendo’akanmu. ..
Karena…aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo’a…semoga kau jadi ahli syurga. Amien
Sahabat…, jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan
dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya……
Tapi jika ini adalah salahku…maafkan aku….
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ….
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. …..
Kalau tulisan ini ada manfaatnya.. ..
Silakan di print out dan kau simpan sebagai renungan…
Siapa tahu…suatu saat kau ingat padaku
Dan…aku tlah di alam lain….
Satu pintaku padamu…
Tolong do’akan aku….
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
(QS 103:1-3)
jazakallah kepada seorang teman yang telah mengirimkan tulisan ini,,,,,
insya Allah aku pun merindukan pernikahan terakhir itu....
Aqil El Banna
Surat cinta ku untuk seorang akhwat....
teruntuk Bunda ku tercinta...
Assalamu'alaykum Bunda,,,bagaimana kabar Bunda hari ini???
semoga sehat selalu!!!maafkan nanda akhir-akhir ini jarang di rumah...pun ketika di rumah,nanda hanya menggunakan waktu untk belajar di dalam kamar,,!
ataupun ketika hari libur, mungkin bunda sudah terbiasa melihat nanda untuk pergi...
nanda masih ingat betapa nyaman nya masa kecil nanda,,,
namun terkadang nanda lupa akan masa-masa itu mungkin karena sabrek kegiatan nanda ,dari: segudang kegiatan sekolah,les,atau bahkan organisai....
maafkan nanda bunda,,,mugkin bunda sering bertanya-tanya selama ini???
"kok nanda berbeda ya?kok nanda pergi terus sih?kemana aja nanda kalu pergi,mungkin sampai3 hari???kok pulangnya malem terus???"
nanda pernah bermimpi bunda berkata "nanda,Bunda bannga dengan nanda...dengan perubahan nanda,,dengan akhlak nanda,,,apa lagi sekarang sudah lebih sedikt dewasa dan mandiri,,,sekali lagi bunda amat bangga pada mu namun butuh waktu yang lama dan ketabahan untuk mendidik nanda,,,bunda berusaha mencurahkan kasih sayang di dalamnya...
nanda maafkan bunda!!!mungkin bunda tidak bisa memenuhi banyak harapan nanda ,,,sehinnga sering kali Bunda melihat raut muka kekecewaan pada wajah nanda!!!
Bunda sangat bangga ketika melihat anak bunda belajar di kamar,atau bahkan ketika tidak sengaja di tengah malam bunda mendengar nanda membaca Al-qu'an...namun bunda juga sedih ketika melihat akhir-akhir ini nanda terlihat letih...bahkan terkadang terlihat pusing seperti memikirkan sesuatu dan juga terlihat sedih seolah-olah ingin menceritakan sesuatu dan ingin menangis...Bunda tau nanda berusaha keras belajar untuk membuat bunda bannga
Bunda hanya bisa mengatakan jangan menangis,tetaplah tegar,,tetaplah tabah dan tegar bagai panglima perang yang sedang mempin pasukannya"
sekali lagi maafkan nanda ,,terkadang nanda sering merasa rebebani akan harapan-harapan yang bunda dan yang lain gantungkan kepada nanda,,,sehingga nanda berusaha untuk mewujudkannya naumun terkadang nanda sering lupa untuk apa nanda melakukan itu...
ingin sekali dalam hati ini nanda ingin membalas kebaikan bunda...
namun nanda teringat kisah
dimana suatu hari ada seseorang(laki-laki) dtang menghampiri Rosululloh
"ya ,Rosul aku ingin membalas kebaikan orang tua ku,dengan cara menggendongnya untuk pergi haji,karena aku tidak mempunyai kenadaraan untuk membawanya sedangkan bliau sudah lanjut usia"Rosul pun berkata "walaupun kau menggendongnya untuk pergi haji mak takkan cukup untuk membalas cintanya pada mu!"
maafkan nanda Bunda selama ini tak bisa membuktikan
cinta nanda pada Bunda,hanya bisa lewat kata-kata...
semoga kita bisa bertemu di syurga-Nya...
teruntuk sosok luar biasa & kampung Tarbyah pertama ku ....
Assalamu'alaykum Bunda,,,bagaimana kabar Bunda hari ini???
semoga sehat selalu!!!maafkan nanda akhir-akhir ini jarang di rumah...pun ketika di rumah,nanda hanya menggunakan waktu untk belajar di dalam kamar,,!
ataupun ketika hari libur, mungkin bunda sudah terbiasa melihat nanda untuk pergi...
nanda masih ingat betapa nyaman nya masa kecil nanda,,,
namun terkadang nanda lupa akan masa-masa itu mungkin karena sabrek kegiatan nanda ,dari: segudang kegiatan sekolah,les,atau bahkan organisai....
maafkan nanda bunda,,,mugkin bunda sering bertanya-tanya selama ini???
"kok nanda berbeda ya?kok nanda pergi terus sih?kemana aja nanda kalu pergi,mungkin sampai3 hari???kok pulangnya malem terus???"
nanda pernah bermimpi bunda berkata "nanda,Bunda bannga dengan nanda...dengan perubahan nanda,,dengan akhlak nanda,,,apa lagi sekarang sudah lebih sedikt dewasa dan mandiri,,,sekali lagi bunda amat bangga pada mu namun butuh waktu yang lama dan ketabahan untuk mendidik nanda,,,bunda berusaha mencurahkan kasih sayang di dalamnya...
nanda maafkan bunda!!!mungkin bunda tidak bisa memenuhi banyak harapan nanda ,,,sehinnga sering kali Bunda melihat raut muka kekecewaan pada wajah nanda!!!
Bunda sangat bangga ketika melihat anak bunda belajar di kamar,atau bahkan ketika tidak sengaja di tengah malam bunda mendengar nanda membaca Al-qu'an...namun bunda juga sedih ketika melihat akhir-akhir ini nanda terlihat letih...bahkan terkadang terlihat pusing seperti memikirkan sesuatu dan juga terlihat sedih seolah-olah ingin menceritakan sesuatu dan ingin menangis...Bunda tau nanda berusaha keras belajar untuk membuat bunda bannga
Bunda hanya bisa mengatakan jangan menangis,tetaplah tegar,,tetaplah tabah dan tegar bagai panglima perang yang sedang mempin pasukannya"
sekali lagi maafkan nanda ,,terkadang nanda sering merasa rebebani akan harapan-harapan yang bunda dan yang lain gantungkan kepada nanda,,,sehingga nanda berusaha untuk mewujudkannya naumun terkadang nanda sering lupa untuk apa nanda melakukan itu...
ingin sekali dalam hati ini nanda ingin membalas kebaikan bunda...
namun nanda teringat kisah
dimana suatu hari ada seseorang(laki-laki) dtang menghampiri Rosululloh
"ya ,Rosul aku ingin membalas kebaikan orang tua ku,dengan cara menggendongnya untuk pergi haji,karena aku tidak mempunyai kenadaraan untuk membawanya sedangkan bliau sudah lanjut usia"Rosul pun berkata "walaupun kau menggendongnya untuk pergi haji mak takkan cukup untuk membalas cintanya pada mu!"
maafkan nanda Bunda selama ini tak bisa membuktikan
cinta nanda pada Bunda,hanya bisa lewat kata-kata...
semoga kita bisa bertemu di syurga-Nya...
teruntuk sosok luar biasa & kampung Tarbyah pertama ku ....
Episodeku Mencari LaiLa (episode 25 )
Episode 25
tepat pukul 00.00 kulangkahkan kakiku menuju masjid,
"wah..segernya !
setelah tadi tidur lebih awal, rasanya badan lebih enak lebih fress !. yup, sehabis isya tadi aku langsung tidur. Ini salah satu cara agar aku mampu terjaga di malam hari,,,aku tidak ingin mengulangi kejadian di malam sebelumnya. Malam yang panjang dan berat, memang sih waktu itu aku start lbh awal di masjid. stand by sebelum isya, tp karena saking awalnya jadi ketemu sama temen2 soulmate deh,,jarang2 kita bisa ngumpul gini,,maka terjadilah begitu banyak perbincangan, diskusi yang berlarut-larut, celoteh yang kesana kesini ( alahhhh..bilang aja ngerumpi ! hehe :) ).
Begitu deh klo ketemu soulmate....ga sadar, tenyata kita ngobrol sampe jam 12an gtu,,bener2 ga produktif malam itu, jadinya tertatih-tatih, terngantuk-ngatuk, terlapar-lapar, pokoknya "ter2an" deh waktu qiyamulai itu. wahh, bener2 malam yang ga berkualitas, tilawahnya standar2 aja,doanya pas-pasan,dzikirnya secukupnya...gimana mau ketemu Laila?..maka sejak itulah, aku mengatur jam tidurku lebih awal, datang ke masjid lebih larut saat semua orang sudah terkapar dengan tidurnya, seperti malam ini.....
masya Allah, banyak banget yang itikaf malam ini ! mungkin karena ini malam ganjil kali ya,,
wah, ternyata banyak juga anak2 yang itikaf di masjid ini,,
hmm,,lucu2 wajah mereka ketika tidur, serasa di rumah sendiri..:)
ku arahkan pandanganku kesekeliling ruangan masjid, masih banyak yang masih asyik dengan tidunya, hanya beberapa yang berdiri qiyamulail, di pojok2 masjid kulihat beberapa ikhwan sedang asyik bertilawah,,,mesra banget ! duh jadi ga sabar pengen ikut-ikutan mesra.....
sesekali kupandangi langit di luar.......langit nampak tenang, udara biasa2 saja tidak panas juga tidak dingin, tak ada angin yang berhembus, bintang2 pun terlihat sunyi hanya beberapa yang menampakkan sinarnya,,,hmm...mungkinkah malam ini???..
"ya Allah, pada malam ini aku bersimpuh padamU......
terlalu banyak waktumu yang kusia-siakan di bulan ini,,tinggal beberapa hari lagi ramadhan ini akan pergi......namun, aku merasa belum maksimal.....belum bisa kuserahkan semua waktuku untukMu ya rabb, aku takut ya rabb...............aku takut apabila bulan ini telah pergi namun Kau belum mengampuni dosaku...."
tak terasa butiran air mata itu jatuh,,,,disela-sela qiyamulailku..
"ya rabb....izinkan aku mengetuk pintu taubatMu......"
dadaku sesak..........andaikan saat itu tidak ada yang terjaga, aku ingin menangis yang sejadi-jadinya, memohon, memelas,, agar kau mendengarkan rintihan jiwaku, jiwa yang berharap akan taubatMu.................
malam itu aku tidak menangis sejadi2 jadinya,,,namun jiwaku terus merengek tiada henti......................dengarkan jeritan hatiku ya rabb.....T_T
tepat pukul 00.00 kulangkahkan kakiku menuju masjid,
"wah..segernya !
setelah tadi tidur lebih awal, rasanya badan lebih enak lebih fress !. yup, sehabis isya tadi aku langsung tidur. Ini salah satu cara agar aku mampu terjaga di malam hari,,,aku tidak ingin mengulangi kejadian di malam sebelumnya. Malam yang panjang dan berat, memang sih waktu itu aku start lbh awal di masjid. stand by sebelum isya, tp karena saking awalnya jadi ketemu sama temen2 soulmate deh,,jarang2 kita bisa ngumpul gini,,maka terjadilah begitu banyak perbincangan, diskusi yang berlarut-larut, celoteh yang kesana kesini ( alahhhh..bilang aja ngerumpi ! hehe :) ).
Begitu deh klo ketemu soulmate....ga sadar, tenyata kita ngobrol sampe jam 12an gtu,,bener2 ga produktif malam itu, jadinya tertatih-tatih, terngantuk-ngatuk, terlapar-lapar, pokoknya "ter2an" deh waktu qiyamulai itu. wahh, bener2 malam yang ga berkualitas, tilawahnya standar2 aja,doanya pas-pasan,dzikirnya secukupnya...gimana mau ketemu Laila?..maka sejak itulah, aku mengatur jam tidurku lebih awal, datang ke masjid lebih larut saat semua orang sudah terkapar dengan tidurnya, seperti malam ini.....
masya Allah, banyak banget yang itikaf malam ini ! mungkin karena ini malam ganjil kali ya,,
wah, ternyata banyak juga anak2 yang itikaf di masjid ini,,
hmm,,lucu2 wajah mereka ketika tidur, serasa di rumah sendiri..:)
ku arahkan pandanganku kesekeliling ruangan masjid, masih banyak yang masih asyik dengan tidunya, hanya beberapa yang berdiri qiyamulail, di pojok2 masjid kulihat beberapa ikhwan sedang asyik bertilawah,,,mesra banget ! duh jadi ga sabar pengen ikut-ikutan mesra.....
sesekali kupandangi langit di luar.......langit nampak tenang, udara biasa2 saja tidak panas juga tidak dingin, tak ada angin yang berhembus, bintang2 pun terlihat sunyi hanya beberapa yang menampakkan sinarnya,,,hmm...mungkinka
"ya Allah, pada malam ini aku bersimpuh padamU......
terlalu banyak waktumu yang kusia-siakan di bulan ini,,tinggal beberapa hari lagi ramadhan ini akan pergi......namun, aku merasa belum maksimal.....belum bisa kuserahkan semua waktuku untukMu ya rabb, aku takut ya rabb...............aku takut apabila bulan ini telah pergi namun Kau belum mengampuni dosaku...."
tak terasa butiran air mata itu jatuh,,,,disela-sela qiyamulailku..
"ya rabb....izinkan aku mengetuk pintu taubatMu......"
dadaku sesak..........andaikan saat itu tidak ada yang terjaga, aku ingin menangis yang sejadi-jadinya, memohon, memelas,, agar kau mendengarkan rintihan jiwaku, jiwa yang berharap akan taubatMu.................
malam itu aku tidak menangis sejadi2 jadinya,,,namun jiwaku terus merengek tiada henti.....................
ditulis malam ke 25 Ramadhan 1430 H
bersambung.....Episodeku mencari Laila ( Episode 26 )
episode 26
"nyam...nyam....enak banget nih mie ayam,," (">)
Menikmati dinner di malam 26,,tepatnya di pinggir jalan, mie ayam langgananku, enak dan murah meriah..:)
hmm...Di penghujung Ramadhan ini ternyata jalanan masih saja ramai, masih banyak lalu lalang kendaraan disana, suara klakson masih menghiasi pemandangan malam, dan masih terlihat beberapa pedagang menjajahkan dagangannya.
" Tapi kenapa di masjid tambah sepi ya?"
ahh.. Pertanyaan klasik itu selalu saja ada di penghujung- penghujung Ramadhan seperti ini, sudah sering para khatib mengeluhkan keadaan seperti ini, dan sudah sering pertanyaan ini disampaikan kepada umat. Namun sepertinya umat ini ngga pernah merasa tersinggung dengan pertanyaan ini.
" nggak mudik mang?" aku mencoba bertanya kepada abang mie ayam yang dari tadi sibuk melayani pembeli, malam itu banyak juga yang ingin merasakan mie ayam pinggir jalan itu.
" saya mah habis lebaran mudiknya, kalo sekarang repot de" jawabnya sambil menyodorkan segelas air minum kepadaku,
"O..emang dimana mang kampungnya?"
" brebes..."
ternyata si abang ini dari jawa tengah tuh, hmm..ketahuan dari tampangnya, ( sotoy mode on :) )
" sekarang mah cepet ya de'.."
" cepet apanya mang?" tanyaku yg masih belum ngerti apa maksudnya,
"iya, bulan puasa sekarang mah cepet banget, perasaan baru kemaren puasa, eh tiba- tiba mau lebaran,,beda sama puasa-puasa dulu"
" hehe..bedanya dimana mang?"
" puasa dulu tuh perasaan lama banget,, bener2 serasa sebulan, kalau sekarang mah kaya seminggu"
"hehe.." aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya, walaupun ngga ilmiah tapi hal itu bisa kurasakan, memang saat ini waktu berjalan begitu cepat. Ramadhan ini pun tak terasa akan berakhr, tenyata masih ada ya yang merasa kehilangan Ramadhan. Aku kira semua orang udah ga peduli lagi ramadhan ini mau berakhir atau tidak.
Ssetelah perutku terisi dengan mie ayam, kemudian aku beranjak menuju ke "tempat perburuan",
back to masjid!
Beda banget sama kemaren, malam ini masjid terlihat lengah. Di halaman masjid pun hanya terlihat beberapa motor, tepatnya hanya ada 3 motor yang sedang parkir, padahal malam kemaren halaman masjid penuh dengan kendaraan motor. Melihat sedikitnya motor yang diparkirkan, aku bisa menebak kalau yang itikaf malam ini hanya sedikit. Pada kemana mereka semua??, yang kemaren memenuhi masjid. Apa mungkin mereka pindah ke masjid lain ya?..hmm, semoga saja..:),,
apa karena ini bukan malam ganjil makanya sedikit yang itikaf. memang sih, malam lailatul qadar itu diprediksi turun di malam-malam ganjil. Tapi, bukankah Rasulullah menganjurkan kita itikaf di sepuluh hari terakhir, Rasulullah itikaf ngga pernah milih-milih hari. Baik itu malam ganjil atau malam genap, beliau tetap setia menjalani itikaf.
wahhh...umat sekarang bener- bener perhitungan ya ! masa mau beribadah kepada Allah pake hitung-hitungan gitu, Padahal Allah sendiri ngga pernah perhitungan sama kita. Dia ngga pernah perhitungan ngasih pahala, ngga pernah perhitungan ngasih rizqi, ngga pernah perhitungan ngasih rahmat. Tapi kenapa kita hambanya perhitungan sama Dia????..
Yang jelas sih qudwah kita mengajarkan kita untuk itikaf di sepuluh hari terakhir....
ahh..ga penting ini malam ganjil atau genap !! aku sih hanya ingin meneladani Rasulullah untuk itikaf di sepuluh hari terakhir.......
Ohh..laila, aku tetap setia mencarimu,,,walaupun aku tahu banyak hadist yang mengatakan bahwa kau hanya muncul di malam-malam ganjil,,,
walau kau tak muncul di malam ini,,,,aku tetap menantimu......karena aku setia...^_^
Bersambung..........
"nyam...nyam....enak banget nih mie ayam,," (">)
Menikmati dinner di malam 26,,tepatnya di pinggir jalan, mie ayam langgananku, enak dan murah meriah..:)
hmm...Di penghujung Ramadhan ini ternyata jalanan masih saja ramai, masih banyak lalu lalang kendaraan disana, suara klakson masih menghiasi pemandangan malam, dan masih terlihat beberapa pedagang menjajahkan dagangannya.
" Tapi kenapa di masjid tambah sepi ya?"
ahh.. Pertanyaan klasik itu selalu saja ada di penghujung- penghujung Ramadhan seperti ini, sudah sering para khatib mengeluhkan keadaan seperti ini, dan sudah sering pertanyaan ini disampaikan kepada umat. Namun sepertinya umat ini ngga pernah merasa tersinggung dengan pertanyaan ini.
" nggak mudik mang?" aku mencoba bertanya kepada abang mie ayam yang dari tadi sibuk melayani pembeli, malam itu banyak juga yang ingin merasakan mie ayam pinggir jalan itu.
" saya mah habis lebaran mudiknya, kalo sekarang repot de" jawabnya sambil menyodorkan segelas air minum kepadaku,
"O..emang dimana mang kampungnya?"
" brebes..."
ternyata si abang ini dari jawa tengah tuh, hmm..ketahuan dari tampangnya, ( sotoy mode on :) )
" sekarang mah cepet ya de'.."
" cepet apanya mang?" tanyaku yg masih belum ngerti apa maksudnya,
"iya, bulan puasa sekarang mah cepet banget, perasaan baru kemaren puasa, eh tiba- tiba mau lebaran,,beda sama puasa-puasa dulu"
" hehe..bedanya dimana mang?"
" puasa dulu tuh perasaan lama banget,, bener2 serasa sebulan, kalau sekarang mah kaya seminggu"
"hehe.." aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya, walaupun ngga ilmiah tapi hal itu bisa kurasakan, memang saat ini waktu berjalan begitu cepat. Ramadhan ini pun tak terasa akan berakhr, tenyata masih ada ya yang merasa kehilangan Ramadhan. Aku kira semua orang udah ga peduli lagi ramadhan ini mau berakhir atau tidak.
Ssetelah perutku terisi dengan mie ayam, kemudian aku beranjak menuju ke "tempat perburuan",
back to masjid!
Beda banget sama kemaren, malam ini masjid terlihat lengah. Di halaman masjid pun hanya terlihat beberapa motor, tepatnya hanya ada 3 motor yang sedang parkir, padahal malam kemaren halaman masjid penuh dengan kendaraan motor. Melihat sedikitnya motor yang diparkirkan, aku bisa menebak kalau yang itikaf malam ini hanya sedikit. Pada kemana mereka semua??, yang kemaren memenuhi masjid. Apa mungkin mereka pindah ke masjid lain ya?..hmm, semoga saja..:),,
apa karena ini bukan malam ganjil makanya sedikit yang itikaf. memang sih, malam lailatul qadar itu diprediksi turun di malam-malam ganjil. Tapi, bukankah Rasulullah menganjurkan kita itikaf di sepuluh hari terakhir, Rasulullah itikaf ngga pernah milih-milih hari. Baik itu malam ganjil atau malam genap, beliau tetap setia menjalani itikaf.
wahhh...umat sekarang bener- bener perhitungan ya ! masa mau beribadah kepada Allah pake hitung-hitungan gitu, Padahal Allah sendiri ngga pernah perhitungan sama kita. Dia ngga pernah perhitungan ngasih pahala, ngga pernah perhitungan ngasih rizqi, ngga pernah perhitungan ngasih rahmat. Tapi kenapa kita hambanya perhitungan sama Dia????..
Yang jelas sih qudwah kita mengajarkan kita untuk itikaf di sepuluh hari terakhir....
ahh..ga penting ini malam ganjil atau genap !! aku sih hanya ingin meneladani Rasulullah untuk itikaf di sepuluh hari terakhir.......
Ohh..laila, aku tetap setia mencarimu,,,walaupun aku tahu banyak hadist yang mengatakan bahwa kau hanya muncul di malam-malam ganjil,,,
walau kau tak muncul di malam ini,,,,aku tetap menantimu......karena aku setia...^_^
Bersambung..........
ditulis malam ke 26 bln ramadhan 1430 H
El banna
Rindu ( sebuah cerpen )
Rindu…
Itulah yang kurasakan malam ini.
Ketika semuanya telah berakhir. Sebuah pilihan yang harus diambil. Mengakhiri atau merasakan…
Dan ketika mengakhiri adalah pilihannya. Dengan sebuah takdir yang menyadarkan. Ada perasan bebas. Terbebas dari perasaan yang membelenggu,
Namun..ada pula yang tersembunyi disana. Masih berbekas di hati. Perasaan yang pernah mengguncangkan dinding jiwa ini. Getaran aneh yang selalu terdengar saat itu. Dan malam ini, terdengar lagi, walau sayup- sayup. Sesak sekali hatiku dengan rasa rindu ini..
“kenapa aku jadi ingat dia.??.” batinku dalam sebuah kesunyian.
Entah kenapa malam ini terasa sangat sunyi. Tiba- tiba kesunyian ini membuat aku teringat pada seseorang. Seseorang yang dulu pernah mengisi hari- hariku .
“Syafiyah ..” tiba- tiba muncul sebuah nama, bergetar lagi hatiku ketika menyebut nama itu. Tak kuasa memoriku mengantarkanku ke masa itu.
***
“ka, aku boleh ngomong sesuatu ga?” berkata perlahan gadis berjilbab anggun itu. wajahnya yang manis tertunduk tepat di hadapan ku, di sebuah taman kota. Hari itu kupenuhi panggilannya. Tak biasanya kami bertemu seperti ini, berdua saja.
Tak ada penjelasan dalam pesannya yang singkat.
Assalamu’alaikum,
Hari ini aku pengen ketemu kaka,
Aku tunggu di taman zahra sekarang. Penting!
Walaikumslm,
Ketemu??
Lama aku menunggu jawaban darinya. Biasanya tak selama ini aku menunggu. Dia selalu membalas SMSku dengan segera. Aku selalu tersenyum saat membacanya, menatap kata- katanya yang selalu jenaka, lucu, narsis dan terkadang tak malu menunjukkan kemanjaannya padaku. Tapi kali ini SMSnya terlihat beda..
Aku mohon kaka datang..
Akhirnya tiba jawaban itu. Tapi tak dijawabnya pertanyaanku, hanya memohon. “ sepertinya ini serius” gumam ku yang merasa ada yang aneh ketika membaca SMS itu. Tidak seperti hari- hari biasanya dia seperti ini. Dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu, pasti selalu diceritakannya padaku kalau ada masalah. Dan biasanya dia hanya bercerita melalui telephon, hampir tidak pernah menceritakannya langsung padaku, apalagi ngajak ketemuan seperti ini.
Dengan jauhnya jarak kami terbentang, sebenarnya tidak jauh- jauh amat sih. Hanya tidak pernah bertemu saja, paling hanya sekilas berpapasan itu pun kami tak berani saling menyapa( kenapa?), entahlah. Mungkin karena kami takut dibilang “deket”. Padahal emang udah “deket" walaupun jarang bertemu.
Sudah lama aku mengenal dirinya. Namun hanya sebatas mengenalnya lewat suara. Lewat SMS yang selalu dikirimkannya padaku, lewat obrolan kita ( obrolan jarak jauh ), lewat curahan hatinya padaku, lewat candaannya, lewat…perhatiannya padaku.
***
“tumben mau ketemuan..mau curhat ya, kenapa ngga lewat telp aja Fiyah?.” Tanyaku menyapanya dengan panggilan “khas”ku kepadanya mencoba mencairkan suasana tapi dia masih saja tertunduk, sesekali memainkan ujung jilbabnya dengan tangan. Suasana taman di siang hari saat itu dalam keadaan sunyi.
“ngga bisa ka, ini masalah serius..” akhirnya terlihatnya juga matanya yang bulat indah itu, yang dari tadi hanya menatap kebawah. Baru kali ini aku bisa menatapnya lebih dekat. Tapi ada yang bergetar di mata indah itu.
“ masalah serius?..”
“ kakak tahukan, di rumahaku lagi ada tamu..”
“ O.. teman ayahmu itu ya, yang kamu ceritain kemarin” gumamku menebak. Dia memang sudah cerita padaku kalau di rumahnya sedang ada tamu yang datang dari kampung. Mereka adalah teman ayahnya di kampung. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu, sejak ayahnya bekerja dan menikahi ibunya. Kemudian menetap di Jakarta. Maka sejak itulah ayahnya tidak pernah pulang ke kampung halamanya. Teman ayahnya itu datang bersama istri dan anak laki- lakinya, anak laki- lakinya itu seumuran dengan Fiyah, dia baru saja lulus SMA.
“ kaka tahu, apa yang mereka bicarakan dengan kedua orang tuaku “ lagi- lagi wajahnya yang manis itu tertunduk, tampak raut kesedihan disana.
“ memangnya apa yang dibicarakan?”
“ mereka..” suaranya tertahan. Dadanya bergetar, terdengar isakan.
Semilir angin taman yang sejuk seakan menghentikan kata- katanya. Angin taman saat itu bertiup cukup kencang, suara dahan pohon yang bergerak- gerak, kicauan burung gereja yang berterbangan di pohon, semuanya itu seakan sedang menunggu apa yang ingin dikatakan akhwat berjilbab biru itu. jilbabnya yang anggun itu melambai- lambai di terpa angin, namun Fiyah tetap diam..
“ sebenarnya ada apa Fiyah?”
“aku NGGA MAU KA..hiks..hiks..!!” tiba-tiba isakannya terdengar jelas, keluar butiran air dari matanya yang indah.
“ ga mau apa?” aku masih belum memahami tentang kesedihannya itu.Sepertinya dia berat mengungkapkannya.
“HIKS..HIKS..” kini dia benar- benar nangis, dadanya sesenggukan. Hembusan angin di taman tak mampu menghapus air matanya. Aku pun hanya termenung di hadapannya.
“kamu cerita aja Fiyah..” kuberikan sapu tangan padanya, aku tak tahan melihatnya terus terisak. Aku ga ingin melihat wajah yang manis itu sedih. Membuat hatiku merasa aneh.
“ aku ga mau dijodohin ka..”
“Dijodohin..??” terkejut aku mendengar perkataannya itu. hatiku pun mulai resah, entah kenapa. Kini aku paham akan kesedihannya.
***
“bulan depan acara pernikahannya , aku harus bagaimana ka? ” Tanya gadis berjilbab yang dari tadi menunjukkan kegundahan hatinya, dia tidak ingin dijodohkan oleh orang tuanya, tapi dia tidak sanggup menolak.
“ka…” dia memanggilku yang masih mematung, kini giliran aku yang terdiam tak bersuara. Aku sendiri pun tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya. Biasanya aku selalu bisa memberinya jawaban untuk setiap masalah yang dihadapinya, dan dia selalu terbuka padaku. Aku sudah menjadi tempat curhat bagi dirinya. Tapi untuk hari ini, untuk masalah ini. aku tak bisa berkata apa- apa.... Nothing
“ bulan depan..kenapa secepat itu??” batinku bertanya- tanya dalam hati.
“ka, koq diam sih? Jawab ka aku harus bagaimana?"
“ hmm..emangnya kenapa kalau kamu dijodohkan?? Aku berusaha tenang,,
“ tapi ka..”
“ aku yakin, pasti orang tua kamu ingin memberikan yang terbaik buat kamu” tiba- tiba saja aku mengatakan itu. Mencoba bijak, tapi ada riak kecil disana, di hatiku..
“aku ngga mau..”
“kenapa ngga mau?”
“karena aku..” kata- katanya terputus, kemudian matanya menatap lurus ke arahku.
“ kenapa?”
“ aku hanya ingin menikah dengan orang yang aku cintai”
***
Sejak pertemuan di taman itu, aku sadar bahwa selama ini apa yang aku jalanin telah menyeretku dan menyeret dirinya dalam sebuah perasaan yang sama, namun kami tak berani mengakui perasaan itu. karena sebenarnya kami tahu bahwa perasaan itu, perasaan saling mencintai, belum berhak kami rasakan.
Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan
Panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada
Keteranganku sendiri,
Meskipun lidahku telah mampu menguraikannya
Dengan terang.
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Dalam menguraikan cinta,
Akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam Lumpur
Aku merasa bersalah dengan perasaan ini, aku telah menghianati prinsipku sendiri. Prinsip yang harusnya aku pegang erat justru aku khianati. Dan kini, setelah dia sudah pergi, bersama laki- laki pilihan orang tuanya. Aku merasa sudah saatnya diriku melupakannya. Aku tak boleh berharap lagi padanya, karena dia sudah menemukan jodohnya.
Entah kenapa semakin aku ingin melupakannya. Rasa rindu itu semakin terasa. Seperti yang kualami malam ini, dalam kesendirianku rasa rindu itu begitu menyiksa diriku. Kenangan- kenangan itu terus menghantui pikiranku.
“ oh, Fiyah..kenapa setelah kini kau jauh, aku semakin sulit melupakanmu.”
“ ya rabb, hamba tahu ini salah…” tak terasa air mata ini jatuh, meneyesali kelemahan hati ini.
Di dalam keheningan malam yang menyiksa batinku itu, tiba- tiba suara handphoneku berbunyi, tanda SMS masuk…
Dari seorang sahabat, ada sebuah getaran di hatiku ketika membaca SMS itu, getaran yang berbeda dari yang sebelumnya.
"Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinya, menyembunyikan rasa
Kupersembahkan buat mereka-mereka yang rumit dengan perasaaannya.
Itulah yang kurasakan malam ini.
Ketika semuanya telah berakhir. Sebuah pilihan yang harus diambil. Mengakhiri atau merasakan…
Dan ketika mengakhiri adalah pilihannya. Dengan sebuah takdir yang menyadarkan. Ada perasan bebas. Terbebas dari perasaan yang membelenggu,
Namun..ada pula yang tersembunyi disana. Masih berbekas di hati. Perasaan yang pernah mengguncangkan dinding jiwa ini. Getaran aneh yang selalu terdengar saat itu. Dan malam ini, terdengar lagi, walau sayup- sayup. Sesak sekali hatiku dengan rasa rindu ini..
“kenapa aku jadi ingat dia.??.” batinku dalam sebuah kesunyian.
Entah kenapa malam ini terasa sangat sunyi. Tiba- tiba kesunyian ini membuat aku teringat pada seseorang. Seseorang yang dulu pernah mengisi hari- hariku .
“Syafiyah ..” tiba- tiba muncul sebuah nama, bergetar lagi hatiku ketika menyebut nama itu. Tak kuasa memoriku mengantarkanku ke masa itu.
***
Enam bulan yang lalu
“ka, aku boleh ngomong sesuatu ga?” berkata perlahan gadis berjilbab anggun itu. wajahnya yang manis tertunduk tepat di hadapan ku, di sebuah taman kota. Hari itu kupenuhi panggilannya. Tak biasanya kami bertemu seperti ini, berdua saja.
Tak ada penjelasan dalam pesannya yang singkat.
Assalamu’alaikum,
Hari ini aku pengen ketemu kaka,
Aku tunggu di taman zahra sekarang. Penting!
Walaikumslm,
Ketemu??
Lama aku menunggu jawaban darinya. Biasanya tak selama ini aku menunggu. Dia selalu membalas SMSku dengan segera. Aku selalu tersenyum saat membacanya, menatap kata- katanya yang selalu jenaka, lucu, narsis dan terkadang tak malu menunjukkan kemanjaannya padaku. Tapi kali ini SMSnya terlihat beda..
Aku mohon kaka datang..
Akhirnya tiba jawaban itu. Tapi tak dijawabnya pertanyaanku, hanya memohon. “ sepertinya ini serius” gumam ku yang merasa ada yang aneh ketika membaca SMS itu. Tidak seperti hari- hari biasanya dia seperti ini. Dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu, pasti selalu diceritakannya padaku kalau ada masalah. Dan biasanya dia hanya bercerita melalui telephon, hampir tidak pernah menceritakannya langsung padaku, apalagi ngajak ketemuan seperti ini.
Dengan jauhnya jarak kami terbentang, sebenarnya tidak jauh- jauh amat sih. Hanya tidak pernah bertemu saja, paling hanya sekilas berpapasan itu pun kami tak berani saling menyapa( kenapa?), entahlah. Mungkin karena kami takut dibilang “deket”. Padahal emang udah “deket" walaupun jarang bertemu.
Sudah lama aku mengenal dirinya. Namun hanya sebatas mengenalnya lewat suara. Lewat SMS yang selalu dikirimkannya padaku, lewat obrolan kita ( obrolan jarak jauh ), lewat curahan hatinya padaku, lewat candaannya, lewat…perhatiannya padaku.
***
“tumben mau ketemuan..mau curhat ya, kenapa ngga lewat telp aja Fiyah?.” Tanyaku menyapanya dengan panggilan “khas”ku kepadanya mencoba mencairkan suasana tapi dia masih saja tertunduk, sesekali memainkan ujung jilbabnya dengan tangan. Suasana taman di siang hari saat itu dalam keadaan sunyi.
“ngga bisa ka, ini masalah serius..” akhirnya terlihatnya juga matanya yang bulat indah itu, yang dari tadi hanya menatap kebawah. Baru kali ini aku bisa menatapnya lebih dekat. Tapi ada yang bergetar di mata indah itu.
“ masalah serius?..”
“ kakak tahukan, di rumahaku lagi ada tamu..”
“ O.. teman ayahmu itu ya, yang kamu ceritain kemarin” gumamku menebak. Dia memang sudah cerita padaku kalau di rumahnya sedang ada tamu yang datang dari kampung. Mereka adalah teman ayahnya di kampung. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu, sejak ayahnya bekerja dan menikahi ibunya. Kemudian menetap di Jakarta. Maka sejak itulah ayahnya tidak pernah pulang ke kampung halamanya. Teman ayahnya itu datang bersama istri dan anak laki- lakinya, anak laki- lakinya itu seumuran dengan Fiyah, dia baru saja lulus SMA.
“ kaka tahu, apa yang mereka bicarakan dengan kedua orang tuaku “ lagi- lagi wajahnya yang manis itu tertunduk, tampak raut kesedihan disana.
“ memangnya apa yang dibicarakan?”
“ mereka..” suaranya tertahan. Dadanya bergetar, terdengar isakan.
Semilir angin taman yang sejuk seakan menghentikan kata- katanya. Angin taman saat itu bertiup cukup kencang, suara dahan pohon yang bergerak- gerak, kicauan burung gereja yang berterbangan di pohon, semuanya itu seakan sedang menunggu apa yang ingin dikatakan akhwat berjilbab biru itu. jilbabnya yang anggun itu melambai- lambai di terpa angin, namun Fiyah tetap diam..
“ sebenarnya ada apa Fiyah?”
“aku NGGA MAU KA..hiks..hiks..!!” tiba-tiba isakannya terdengar jelas, keluar butiran air dari matanya yang indah.
“ ga mau apa?” aku masih belum memahami tentang kesedihannya itu.Sepertinya dia berat mengungkapkannya.
“HIKS..HIKS..” kini dia benar- benar nangis, dadanya sesenggukan. Hembusan angin di taman tak mampu menghapus air matanya. Aku pun hanya termenung di hadapannya.
“kamu cerita aja Fiyah..” kuberikan sapu tangan padanya, aku tak tahan melihatnya terus terisak. Aku ga ingin melihat wajah yang manis itu sedih. Membuat hatiku merasa aneh.
“ aku ga mau dijodohin ka..”
“Dijodohin..??” terkejut aku mendengar perkataannya itu. hatiku pun mulai resah, entah kenapa. Kini aku paham akan kesedihannya.
***
Setelah dia
menceritakan semuanya, tentang kesedihannya hari ini. Kalau dia telah dijodohkan oleh orang tuanya. Dengan anak teman ayahnya. Dan mereka datang untuk membicarakan tentang perjodohan itu, perjodohan yang tidak pernah dibicarakan dengan dirinya.“bulan depan acara pernikahannya , aku harus bagaimana ka? ” Tanya gadis berjilbab yang dari tadi menunjukkan kegundahan hatinya, dia tidak ingin dijodohkan oleh orang tuanya, tapi dia tidak sanggup menolak.
“ka…” dia memanggilku yang masih mematung, kini giliran aku yang terdiam tak bersuara. Aku sendiri pun tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya. Biasanya aku selalu bisa memberinya jawaban untuk setiap masalah yang dihadapinya, dan dia selalu terbuka padaku. Aku sudah menjadi tempat curhat bagi dirinya. Tapi untuk hari ini, untuk masalah ini. aku tak bisa berkata apa- apa.... Nothing
“ bulan depan..kenapa secepat itu??” batinku bertanya- tanya dalam hati.
“ka, koq diam sih? Jawab ka aku harus bagaimana?"
“ hmm..emangnya kenapa kalau kamu dijodohkan?? Aku berusaha tenang,,
“ tapi ka..”
“ aku yakin, pasti orang tua kamu ingin memberikan yang terbaik buat kamu” tiba- tiba saja aku mengatakan itu. Mencoba bijak, tapi ada riak kecil disana, di hatiku..
“aku ngga mau..”
“kenapa ngga mau?”
“karena aku..” kata- katanya terputus, kemudian matanya menatap lurus ke arahku.
“ kenapa?”
“ aku hanya ingin menikah dengan orang yang aku cintai”
***
Sejak pertemuan di taman itu, aku sadar bahwa selama ini apa yang aku jalanin telah menyeretku dan menyeret dirinya dalam sebuah perasaan yang sama, namun kami tak berani mengakui perasaan itu. karena sebenarnya kami tahu bahwa perasaan itu, perasaan saling mencintai, belum berhak kami rasakan.
Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan
Panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada
Keteranganku sendiri,
Meskipun lidahku telah mampu menguraikannya
Dengan terang.
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Dalam menguraikan cinta,
Akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam Lumpur
Aku merasa bersalah dengan perasaan ini, aku telah menghianati prinsipku sendiri. Prinsip yang harusnya aku pegang erat justru aku khianati. Dan kini, setelah dia sudah pergi, bersama laki- laki pilihan orang tuanya. Aku merasa sudah saatnya diriku melupakannya. Aku tak boleh berharap lagi padanya, karena dia sudah menemukan jodohnya.
Entah kenapa semakin aku ingin melupakannya. Rasa rindu itu semakin terasa. Seperti yang kualami malam ini, dalam kesendirianku rasa rindu itu begitu menyiksa diriku. Kenangan- kenangan itu terus menghantui pikiranku.
“ oh, Fiyah..kenapa setelah kini kau jauh, aku semakin sulit melupakanmu.”
“ ya rabb, hamba tahu ini salah…” tak terasa air mata ini jatuh, meneyesali kelemahan hati ini.
Di dalam keheningan malam yang menyiksa batinku itu, tiba- tiba suara handphoneku berbunyi, tanda SMS masuk…
Dari seorang sahabat, ada sebuah getaran di hatiku ketika membaca SMS itu, getaran yang berbeda dari yang sebelumnya.
"Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinya, menyembunyikan rasa
cintanya, dan bersabar hingga mati, maka dia mati sebagai syahid..tetap semangat ya Bro!!!"
Kupersembahkan buat mereka-mereka yang rumit dengan perasaaannya.
Aqil El banna
Generasi Terbaik
ketika selesai kubaca kalam ilahi ini, kucium dengan penuh takhzim, penuh penghormatan. lalu kuletakkan Qur'an syamil itu di atas meja belajarku. kutatap Qur'an itu cukup lama, tiba-tiba terbetik sebuah pertanyaan di dalam pikiranku, " bagaiman ya Qur'an ini bisa melahirkan generasi terbaik terdahulu?" lalu aku teringat akan sosok abu bakar, umar, utsman, ali, bilal, muadz bin jabal, mushab, ibn mas'ud, dan banyak lagi mutiara yang lahir dari sentuhan Al- Qur'an.
Dahulu di bumi ini pernah lahir generasi terbaik manusia, generasi umat ini. Mereka adalah orang- orang yang hidup di tengah- tengah Rasulullah. dan mereka adalah orang- orang yang pertama kali menyambut seruan Rasulullah, seruan yang telah mengubah wajah arab dari kejahiliaan menuju kepada kemuliaan. bagaimana sejarah telah mencatat orang- orang tersebut telah berhasil menaklukan peradaban dunia, dimana saat itu telah ada peradaban- peradaban besar yang sudah terlebih dahulu hadir, seperti Romawi, persia, dan Yunani. namun peradaban- peradaban itu seakan tidak mampu mengungguli peradaban yang dibawa para generasi terbaik itu, peradaban islam. sekali lagi aku bertanya, " bagaiman ya Qur'an ini bisa melahirkan generasi terbaik terdahulu?". tentunya gemelinganitu tidak lahir begitu saja, ada sesuatu di balik itu semua. sesuatu yang telah melahirkan sekelompok manusia mulia, yang melahirkan sosok seperti abu bakar, umar, utsman, ali, mushab, bilal, dan yang lainnya. dan sesuatu dibalik itu semua sudah pasti adalah Al- Qur'an. ya, kita suci itulah yang telah membentuk mereka. lalu pertanyaannya, kenapa generasi umat ini jauh dari sosok- sosok generasi terbaik itu. bahkan umat saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan, penuh dengan kehinaan, kdzoliman, dan fitnah yang diterima umat ini. apakah mereka lupa bahwa dari umat ini pernah lahir generasi terbaik yang telah menaklukan peradaban dunia...padahal sumber kemulian itu masih ada di tengah- tengah kita, masih murni dan orisinil, tidak ada yang berubah sedikit pun, karena Allah menjamin kemurnian tersebut. trus kenapa umat seperti ini???..
mungkin pertanyaan itu patut kita renungkan, bagaimana sikap kita terhadapp sumber kemuliaan tersebut( Al Qur'an),,, tanyakan pertanyaan itu dalam hati kita, apakah Al-Qur'an itu sudah menjadi sesuatu yang berarti buat kita????
Dahulu di bumi ini pernah lahir generasi terbaik manusia, generasi umat ini. Mereka adalah orang- orang yang hidup di tengah- tengah Rasulullah. dan mereka adalah orang- orang yang pertama kali menyambut seruan Rasulullah, seruan yang telah mengubah wajah arab dari kejahiliaan menuju kepada kemuliaan. bagaimana sejarah telah mencatat orang- orang tersebut telah berhasil menaklukan peradaban dunia, dimana saat itu telah ada peradaban- peradaban besar yang sudah terlebih dahulu hadir, seperti Romawi, persia, dan Yunani. namun peradaban- peradaban itu seakan tidak mampu mengungguli peradaban yang dibawa para generasi terbaik itu, peradaban islam. sekali lagi aku bertanya, " bagaiman ya Qur'an ini bisa melahirkan generasi terbaik terdahulu?". tentunya gemelinganitu tidak lahir begitu saja, ada sesuatu di balik itu semua. sesuatu yang telah melahirkan sekelompok manusia mulia, yang melahirkan sosok seperti abu bakar, umar, utsman, ali, mushab, bilal, dan yang lainnya. dan sesuatu dibalik itu semua sudah pasti adalah Al- Qur'an. ya, kita suci itulah yang telah membentuk mereka. lalu pertanyaannya, kenapa generasi umat ini jauh dari sosok- sosok generasi terbaik itu. bahkan umat saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan, penuh dengan kehinaan, kdzoliman, dan fitnah yang diterima umat ini. apakah mereka lupa bahwa dari umat ini pernah lahir generasi terbaik yang telah menaklukan peradaban dunia...padahal sumber kemulian itu masih ada di tengah- tengah kita, masih murni dan orisinil, tidak ada yang berubah sedikit pun, karena Allah menjamin kemurnian tersebut. trus kenapa umat seperti ini???..
mungkin pertanyaan itu patut kita renungkan, bagaimana sikap kita terhadapp sumber kemuliaan tersebut( Al Qur'an),,, tanyakan pertanyaan itu dalam hati kita, apakah Al-Qur'an itu sudah menjadi sesuatu yang berarti buat kita????
Sabtu, 24 Oktober 2009
Sepenggal Tentang Keimanan
Keimanan itu ternyata harus dijaga. Dia tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus ada upayah kita untuk menjaga keimanan itu. karena keimanan itu bisa saja berubah. tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya. apabila iman itu kita biarkan tak terurus, tak ada upaya untuk kita merawatnya. maka iman itu akan menjadi gersang...
Apabila iman kita sudah gersang maka sudah tidak ada lagi kenikmatan dalam beragama, hilang sudah kenikmatan kita dalam beribadah, hambar sudah amal yang kita lakukan, dan hilang semua ketakutan kita terhadap dosa. awalnya menganggap enteng dosa, terutama dosa- dosa kecil, lama- lama terbiasa dengan dosa itu..dan akhirnya kita memilih hidup bersama dosa-dosa itu.
Iman itu sifatnya fluktuatif, dia bisa bertambah dengan ketaatan dan dapat merosot tajam dengan kemaksiatan, kelalaian, dan sifat ketidak pedulian kita terhadap dosa. Jadi iman itu tidak hanya sebatas pengakuan lisan saja, dia juga harus diimplementasikan oleh perbuatan kita. Dan iman itu harus dijaga, dirawat, diurus, dan diperhatikan keadaannya. setiap waktu. jangan sampe kita cuek terhadap kondisi keimanan kita, karena iman adalah sesuatu yang berharga bagi diri kita..
Langganan:
Postingan (Atom)