Qur’an dusturuna , Al-Qur’an adalah petunjuk hidup
Harusnya ini bukan Cuma slogan,
yang hanya dijadikan bahan orasi, ceramah, atau diskusi, apalagi buat ‘gaya-gaya-an’.
Iman yang jujur akan memandang kalimat ini lebih dari sekedar slogan, walau hanya
terdiri dari empat kata. Not only that. Sejatinya, Qur’an menjadi ‘gaya’
hidup kita yang mengaku muslim.
Hari ini aku akan
melakukan ‘pembuktian kecil’ tentang slogan ini, pembuktian kalau ini bukan cuma slogan. Aku menyebut ‘pembuktian kecil’ ini dengan sebutan ‘open
book’. Menapak tilas jejak kegemilangan
sahabat-sahabat Rasulullah yang tidak lepas dari sikap mereka terhadap Al-Qur’an,
sami’na wa atona. Seorang Sayyid
qutb di dalam bukunya (Ma'alim fi Ath-Thariq) mengistilahkan mereka ( generasi Qur'an yang unik) layaknya seorang prajurit yang selalu siap menjalankan titah dari sang
komandan. Kalau dahulu mereka mendengarkan Al-Qur’an langsung dari Rasulullah. Maka
sekarang yang bisa kita lakukan adalah ‘open book’. Al-Qur’an nya orisinil,
masih sama sejak diturunkan pertama kali. Karena janji Allah untuk menjaga
kemurnian Al-Qur’an.
Namanya juga ‘pembuktian
kecil’, jadi masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan pembuktian yang
dilakukan oleh para sahabat Nabi terdahulu. Setidaknya ‘pembuktian’ ini bisa
menjadi langkah awal kita untuk menyerahkan segala persoalan hidup kita kepada ‘aturan
main’ tuhan yang telah menciptakan kita. Pembuktian ini sangat sederhana, sebagaimana
namanya ‘open book’. Kita hanya sekedar membuka ‘handbook’ hidup kita, baca,
renungkan, lalu amalkan. Yup, itu sebuah langkah awal yang baik untuk
menjadikan Qur’an sebagai gaya hidup kita. Tak perlu putus untuk mengawali langkah
awal ini, jika kita belum paham bahasa arab, tafsir Qur’an, atau ilmu agama
kita masih cetek. Baca saja dulu terjemahannya (syukur-syukur baca tafsirnya
juga). Yakinlah, kalau solusi permasalahan hidup kita ada disana (Al-Qur’an).
Tanpa ‘ba bi bu’ aku akan
‘open book’, membuka Al-Qur’an secara acak, kemudian temukan apa yang aku
dapatkan hari ini sambil berkata sami’na wa’atona.
‘Open book’ ku hari ini,
episode Rabu 28 November 2012 :
“kemudian aku azab
orang-orang yang kafir; Maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat
kemurkaan-Ku.” (Faatir :14 )
Waduh, ngeri juga baca
open book ku hari ini, sebuah ancaman !
Ancaman buat mereka yang
kafir, dan tentu ancaman buatku juga jika aku termasuk ke dalam golongan
orang-orang yang kafir. Pertanyaan yang harus aku jawab hari ini.
1.
Apakah aku
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang kafir??
2. Apakah amal
burukku telah melampau batas sehingga masuk dalam kategori orang yang kafir??
sami’na wa’atona
Pelajari apa yang
dimaksud dengan ‘kafir’ dan amal-amal apa saja yang dapat menjerumuskan orang
kepada kekafiran. Setelah paham, kemudian jauhkan diri dari sifat-sifat orang
kafir.
Jakarta, 28
November 2012
Aqil El Banna