JIHADKU DAN JIHAD MEREKA
“kalau pun aku tidak punya kesempatan untuk mengangkat senjata..maka izinkan aku untuk mengangkat pena ini..berjuang menyampaikan kebenaran dan membungkam mereka para penebar kerusakan..”
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam........"(QS. Al Alaq: 1-4)
Mungkin aku tidak bisa seperti mereka disana.
Mengangkat senjata..berlari..dan memburu musuh Allah..
Atau menggenggam batu, kemudian melontarkannya ke arah zionis laknatullah sebagaimana saudara-saudaraku di Palestina. Negeri para syuhada…
Disini, di tempatku berpijak. aku hanya bisa berteriak…”bebaskan..bebaskan…bebaskan…!!”Mengacungkan tanganku ke langit sambil melanak zionis,,atau beberapa rupiah yang kukirimkan untuk saudaraku disana sebagai bentuk cintaku untuk mereka. Dan pada akhirnya, kutengadahkan tanganku ke atas langit memohon pertolongan dari-Nya..
Aku pun punya moto hidup seperti kalian,
”Isykariman aumut syahidah, hidup mulia atau mati syahid..”
Hanya saja, mungkin kau lebih dekat dengan tujuan mulia itu. Syahid bisa saja kau dapatkan setiap saat ( jika Allah menghendaki ), karena disana terhampar luas medan jihad.
Aku pernah bermimpi berada disana. Berlari bersama kalian, menggengganm batu-batu intifadah, dan menjaga kiblat pertama kaum Muslimin ( Masjid Al-aqso ) dari para musuh-musuh Allah.
Kurasakan, betapa syurga sangat dekat disana. Aroma-aroma syurga terpancar dari darah para mujahid yang telah syahid. Aku ingin seperti kalian. Menyerahkan jiwa dan raga ini untuk Islam...menjaga kehormatan kaum Muslimin...
Tapi aku sadar, ternyata aku tidak disana...
Aku berada jauh dari saudara-saudaraku di Palestina. Hanya melalui media aku bisa tahu bagaimana keadaan kalian disana. Hari-hari kalian yang penuh dengan penderitaan, rumah-rumah kalian yang selalu hancur diratakan oleh buldoser mereka, dan dunia yang semakin tidak adil melihat permasalahan kalian. Bahkan mereka menutup mata atas apa yang telah terjadi di negeri kalian. Mereka yang katanya lebih paham tentang kemanusiaan, mereka yang katanya lebih beradab....tapi hanya diam melihat kebiadaban disana.
Walaupun dunia menutup mata terhadap kalian, tapi mataku akan selalu terbuka buat kalian. Terutama mata hatiku. Palestina akan selalu punya tempat tersendiri di hatiku,,”jauh di mata dekat dihati..”
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta
Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu..
(Palestina Tercinta, Shoutul Harokah)
Biarkan saat ini aku menjadi mujahid, namun bukan dengan mengangkat senjata . Tapi menggenggam pena..inilah senjataku..
Pena yang akan kujadikan sebagai alat perjuanganku. Menuliskan pesan-pesan ukhrawi dan mengobarkan semangat jihad ke seantero negeriku. Mungkin kata jihad di negriku menjadi sesuatu yang menakutkan. Ini tak lain adalah ulah pena-pena mereka yang tidak bertanggung jawab, menyebarkan opini yang menyesatkan. Biar aku bungkam mereka dengan penaku!!
Kan kuhalau semua pemikiran dan ideologi sesat... hanya ideologi Islam yang menggerakkan penaku..
Karena aku adalah Mujahid Pena !!
"Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis..�(QS. Al Qalam: 1)
Akhirnya, aku berlindung dari setiap goresan penaku.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. Ash Shaff: 3)
salam jihad selalu,
Aqil El Banna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar